*** BERPIKIR BESAR - BERANI MENCOBA - JANGAN TAKUT GAGAL - MULAILAH DARI SEKARANG ***

21 Mei 2010

Bisnis modal Dengkul ?


Bisnis Modal dengkul ?



Sebelum membaca tulisan saya, mungkin anda ga yakin atau pasti ini mengada ada.
semoga pengalaman saya dalam memulai bisnis ini bermanfaat bagi pembaca blog saya. Tahun 2002 Kami mulai pindah rumah baru yang kami ambil dengan mencicil di Pondok Ungu Permai. Kebutuhan hidup yang terus meningkat dan gaji yang bergerak ditempat membuat kami terus memutar otak. Untuk bisa memperpanjang umur gaji biar sampai akhir bulan. Segala usaha telah kami coba mulai dari bisnis MLM, ikut usaha dengan temen memasarkan produk ke Pabrik. bahkan tiap hari sabtu saya sempatkan untuk memasarkan buku ke sekolah – sekolah yang alhamdulillah dapat tambahan meski masih jauh dari cukup. Setelah mencoba berbagai macam usaha mulai dari sembako kecil - kecilan jualan es campur dan sebagainya kami hamper patah arang karena segala usaha yang saya lakukan ternyata kandas ditengah jalan. Kenapa usaha saya tidak bisa berkembang ?

Setelah beberapa tahun kemudian baru saya sadar ternyata usaha saya yang dulu kurang berkembang karena banyak factor terutama kurang serius, planning marketnya gak jelas dan paling utama adalah kung kompak antara kami berdua.

Lebaran tahun 2004 seperti biasa kami sekeluarga pulang kampung. Meski dengan uang pas – pasan dari gaji dan THR kami sempatkan pulang kampung. Yaa Allah tunjukilah kami jalan untuk memulai usaha, tetapi usaha apa ya yang ga pake modal ? saya kira ga ada yang namanya usaha pasti pake modal.

Lebaran hari ke 3, Tak kami duga Istri saya diajak mertua menemui temennya di Bumiayu seorang pengusaha batik. Bu nana namanya persis kayak nama istriku. Setelah berbincang – bicang dan meyakinkan Bu Nana, akhirnya kami diperbolehkan membawa dagangannya ke Jakarta dengan syarat kalo laku dibayar dan yang ga laku boleh dikembalikan.

Hari itu kami gembira sekali tak terbayang kami mempunyai barang dengan nilai hampir 3 juta tapi tanpa membayar sepersen pun.

Sampai di Bekasi istri langsung beraksi. Semua dagangan diberi label harga. Alhamdulillah yaa Allah istriku ternyata pandai dan mempunyai bakat dagang. Pagi – pagi Istriku mulai bergerak memasarkan baju batik ke tetangga dan temen temen terdekat. Tanpa malu. Pada saat yang bersamaan Adikku hanif mendapat tugas ke Batam sehingga motornya nganggur. Setelah dipasarkan beberapa hari permintaan dari tetangga dan temen – temen terus meningkat mulai dari kerudung, payung sampai selimut. Bawaannya semakin hari semakin bertambah. Akhirnya Istri saya mengambil keranjang bayi bekasi anakku diiket ke belakang motor, jadilah tukang kredit berjalan hehehe…….

Hari demi hari usaha istriku mulai berkembang, sedangkan pada saat bersamaan saya malah bingung dan salah tingkah. Istri saya demikian gigih membatu usaha saya sedangkan saya sampai saat ini masih bingung mau usaha apa yang bisa menambah penghasilan yang pas – pasan ini..

Seperti biasa tiap hari sabtu dan minggu saya sempatkan untuk jalan – jalan ke sentra bisnis di Jakarta. Saya mencoba mencari tahu tentang toko karpet dan bagaimana cara pemasarannya. Setelah mendapat beberapa referensi kami pulang untuk mengumpulkan data dan membuat strategi bagaimana cara memasarkan karpet yang efektif dan efisien.

Pada saat itu modal putar istriku mencapai 5 juta, terus terang saya tidak berani utak – atik karena uang panas alias uang orang yang diputar.

Dengan pengalaman MLM yang saya ikuti dan buku – buku yang saya baca, saya memutuskan untuk membuat catalog karpet sebagai keputusan pertama dalam menjual karpet. Kenapa saya putuskan itu, karena bisnis masa depan adalah bisnis pelayanan dan jaringan. Siapa yang menguasai jaringan dan pelayanan yang bagus maka akan menguasai pasar.

Saat itu Saya mencetak katalog karpet 30 lembar dengan harga per lembar 5000 rupiah dengan kerrtas warna. Setelah saya laminating menjadi 5 set, catalog saya bagi – bagikan ke tetangga dan temen kantor.

Satu bulan saya menunggu order, ternyata order belung kunjung datang, hamper saya putus asa, benar kata orang bisnis kapet termasuk bisnis yang susah, buat makan aja susah gimana mo beli karpet kata sebagian orang.

Titik terang mulai ada, Sepulang kerja Pak RT sebelah rumah, Pak Dedy datang ke rumah membawa order karpet 4 lembar. “ Pak harganya lebih murah dari Jatinegara kan ?” Saya kurang paham harga karpet saat itu, makanya saya Tanya “ harga disana berapa” . kalo harga saya mungkin mahal tapi kita kan bayarnya 10 x jawabku.

Dua tiga hari Pak Dedy tidak ada kabar tentang orderannya, saya piker sudah beli ketempat lain.

Akhirnya Pak dedy datang juga tuk order karpet. OK pak ordean jadi, tapi besok minta dikirim katanya.

To be continue

Seperti biasa kami mulai menghitung – hitung dengan menggunakan kalkulator, ternyata 4 karpet membutuhkan modal 900 ribu !!!! uang dari mana sedangkan pembayarannya 10 bulan. Untuk meminta ke istri waduh…. Istri juga sedang membutuhkan tambahan modal takutnya malah ga jalan dua – duanya. Akhirnya saya putar otak lagi gimana caranya cari modal.

Dengan coretan – coretan kertas dapatlah saya rumusan 20 : 40 : 40

Rumus apa itu ?

Rumus usaha bagi hasil saling menguntungkan. 20 % sabagai jasa jual 40 % pengelola 40 % pemodal. Dengan modal 900 ribu, 4 karpet saya jual 1,6 juta dengan 10 x cicilan. Pagi – pagi saya datang ke pak Dedy sebagai pelanggan saya yang pertama. Saya jelaskan rumusan tersebut kepada beliau.

“ Pak, Orderan bapak 4 karpet , memerlukan modal 900 rb, dengan kita kreditkan 10 bulan saya mengambil keuntungan 700 rb ( hampir 70% ), Pak Dedy sebagai pencari order saya kasih 20 % dari keuntungan yaitu 140Rb, sedangkan saya sebagai pengelola mendapat 40% sebesar 280Rb. Nah yang 40% buat siapa? Buat pemodal, kalo pak Dedy mau menjadi pemodal maka bagian pak dedy sebesar 20 + 40 total 60 %.”. Alhamdulillah Pak dedy akhirnya menjadi pemodal saya yang pertama, usaha terus berjalan sampai 40 karpet terjual dengan modal pak Dedy.

Hari – hari berikutnya order mulai datang dari penyebaran catalog yang lain, dari bu Kohar datang membawa order 13 lbr, pak Amin dari kantor bawa order 5 lbr dst.

Dari order Bu Kohar sebayak 13 lbr saya lempar ke saudara yang ada di alinda, Alhamdulillah beliau mau jadi pemodal, prosesnya sama dengan pak dedy, sedangkan yang dapat dari pinggir jalan modalnya saya lemparkan ke kantor ada yang modal 2 juta dan ada yang modal 10 juta.

Setelah berjalan 3 bulan, kami mulai mencari kontrakan toko agar usaha kami bisa tetap dan dikenal orang. Saat itu yang paling terkenal disekitar kami adalah toko Marrakash square, Alhamdulillah kami bisa mengontrak toko dengan harga sangat murah karena overkontrak. Si pemilik pindah rumah ke Cempaka putih sehingga tokonya tidak ada yang mengurus. Dengan harga kontrak 1,4 juta saya pinjam dari koperasi......................... to be continue.....


Inti dari bisnis modal dengkul yang saya jalani :

1. Untuk pemula usahakan menjual dagangan orang lain atau istilahnya konsinyasi, meskipun untung sedikit tapi banyak sekali manfaatnya.

2. Buatlah sistem arisan sehingga tidak memerlukan modal

3. Setelah mendapatkan kepercayaan buatlah sistem bagi hasil dengan tetangga atau saudara, hal ini diterapkan setelah kita sudah dapat order.

4. Ambillah DP didepan ato klo perlu dp 100% sehingga kita tidak perlu modal duluan hal ini sudah sering saya lakukan sehingga kita memiliki modal putar. Lebih bagus lagi minta penangguhan pembayaran pada vendor kita.

3 komentar:

  1. selamat ya, Her..
    ikut senang dan bangga lek ono konco sukses..
    semoga usahanya makin lancar, bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak, bisa membantu dhuafa lebih banyak..
    salam,
    candRa - tangerang

    BalasHapus
  2. Aditya Indra Pradana12 April 2011 pukul 06.16

    Baca tulisan-tulisan bapak, hati saya jadi panas berkobar karena saking pengennya jadi pengusaha.
    Cuma saya masih punya "penyakit susah melangkah/bertindak", makanya gak jalan2 Pak, :(
    Semoga saya bisa sukses kayak Bapak, doain ya Pak :(
    -Aditya Indra Pradana-
    (email.adit@yahoo.com)
    Jakasampurna, Bekasi Barat

    BalasHapus
  3. kl mau jd agent/reseller apa syaratnya pak

    BalasHapus

Komentar ANDA :