*** BERPIKIR BESAR - BERANI MENCOBA - JANGAN TAKUT GAGAL - MULAILAH DARI SEKARANG ***

25 November 2010

Mengapa saya memutuskan mengudurkan diri dari karyawan ?

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, kita semua masih diberi nikmat Iman, Islam, Kesehatan dan rejeki. Sholawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Tiga belas tahun tujuh bulan dari tahun 1996 sampai April 2010 kemaren, saya mulai bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Alhamdulillah dari mulai tidak memiliki apa - apa sampai mempunyai Istri, anak dan rumah beserta perlengkapan kami dapatkan selama kami sebagai karyawan di perusahaan yang sangat kami cintai sampai saat ini. Terima kasih KABELMETAL INDONESIA semoga akan tetap jaya, banyak order dan sukses selalu.

Setelah merintis usaha dari tahun 2005, kami mulai memikirkan untuk keluar pada tahun 2008, tapi baru terealisasi tahun 2010, mengapa ?

memutuskan untuk resign bukan perkara gampang, banyak hal yang kita pertimbangkan bahkan yang tadinya bukan menjadi masalah akan menjadi masalah pada saat kita memutuskan resign...

Tantangan keluarga

Mungkin sebagian besar tantangan keluarga yang dihadapi pada saat kita mau resign adalah tantangan dari istri, justru saya kebalikan, yang mendorong saya untuk segera keluar adalah istri saya. Semenjak usaha mulai berjalan bagus istri saya mendorong terus untuk resign, malah saya yang belum berani karena banyak faktor.

Almarhum Bapak, Ibu, Mertua, kakak dan hampir semua menyayangkan mengapa saya keluar, sayang kan dah 13 tahun, ada jaminan kesehatan, jaminan hari tua dan yang pasti jaminan penghasilan tiap bulan. Demikian juga temen - temen kantor hampir sebagian besar menyayangkan mengapa memutuskan untuk resign dan memilih menjadi pedagang, tapi kalau resign untuk pindah ke perusahaan lain menjadi kebanggaan karena yang pasti gajinya lebih tinggi.

Saya pernah membaca buku bapak Wan Muhammad, sebagai pendiri toysmart, beliau resign dari karyawan setelah pendapatannya 3x lebih besar dari penghasilannya saat itu sebagai manager di Cikarang.

memutuskan resign dan memilih sebagai pedagang atau merintis usaha sendiri sangat besar resikonya, mengapa ?

Dengan memutuskan pindah profesi berarti banyak sekali hal - hal yang tadinya sudah biasa kita jalannya secara rutin tiba - tiba berubah total dan bahkan yang biasa tiap akhir bulan selalu mengharapkan gaji justru sekarang harus mengeluarkan uang untuk gaji karyawan.

Kalau kita pertimbangkan dengan masak - masak mungkin sampai saat ini saya belum memutuskan untuk resign. Karena pertimbangan masak akan menghasilkan keputusan yang masak pula, pertimbangan yang masak dalam arti kita mempersiapkan pertanyaan kalau seandainya ?

Kalau seandainya usaha ngga jalan ?
Kalau seandainya keluarga sakit ?
Kalau seandainya hutangnya banyak ?
kalau seandainya ..........

dan masih banyak lagi kalau seandainya yang jawabannya pasti perujung agar resign ditunda dulu.

Yang paling penting dari semuanya adalah pengertian dari Istri tercinta. Apakah sudah siap mental untuk ikut merubah pola pikir dan tentunya ikut menanggung segala konsekwensi setelah keputusan resign tersebut. Tidak lupa memberi pengertian terhadap orang tua, sodara dan anak - anak tentunya.

Untuk memberi penjelasan alangkah baiknya kita beri permisalan, apa keuntungan kalau kita keluar dan apa kerugian kalau kita keluar.

Seperti contoh kemaren saya memberi pengertian kepada ibu tercinta. " Bu, usaha saya alhamdulillah dah berkembang, ini membutuhkan penanganan yang serius agar jauh lebih berkembang lagi. Sekarang waktunya untuk memilih apakah saya bertahan sebagai karyawan ataukah sebagai pedagang? yang jelas sudah tidak bisa lagi memilih dua - duanya karena pasti akan ada yang dikorbankan. Kalau tetap menjadi karyawan, saya akan mundur jadi pedagang, yang pasti cicilan mobil dan lain - lain akan berat saya tanggung, sedangkan jika saya memutuskan menjadi pedagang masih ada kesempatan yang sangat lebar untuk membiayai cicilan dan biaya hidup yang terus bertambah". Alhamdulillah Ibu merestui kami resign.

Dulu sebelum resign, saya termasuk karyawan yang "bandel" karena menjalankan bisnis sambilan dan kerja nonshift, membuat waktu yang saya butuhkan sangat terbatas, hanya sabtu dan minggu, padahal dengan permintaan barang tidak bisa menunggu hari sabtu dan minggu. Akhirnya ditengah - tengah kesibukan kerja saya mencuri - curi waktu untuk menjalankan bisnis sambilan Mungkin untuk tahun - tahun pertama masih bisa dijalankan, setelah tahun ke tiga dengan permintaan lumayan tinggi membuat waktu kerja jadi berantakan, bahkan seringkali kita ijin keluar untuk kepentingan pribadi.

hal ini sebagai pertimbangan saya untuk segera resign, saya kasihan terhadap diri saya, terhadap perusahaan saya bekerja dan yang pasti terhadap kelangsungan usaha saya.

Untuk diskusi masalah usaha alangkah baiknya kita berdiskusi dengan orang - orang yang sepaham atau sama - sama menjalankan bisnis, mengapa ?

kalau kita berdiskusi dengan temen kita sebagai karyawan, sama saja kita mematikan semangat untuk menjadi wirausaha karena jawaban yang akan disampaikan hampir pasti akan memperlemah semangat kita untuk berwirausaha. Sedangkan apabila kita berdiskusi dengan mereka yang telah fasih berbisnis akan menyemangati kita untuk segera keluar.

Ibarat orang mau nikah, banyak yang dipikirin, biaya hidup, nanggung istri, dll .................... setelah dijalannin, katanya nyesel kenapa tidak dari dulu - dulu hehehehe.......


Wassalam





2 komentar:

  1. Assalamuangalaikun. Pak heru purnomo

    Melihat kesuksesan bapak saya jadi semangat nih buat meraih cita2 yang belum sampai pak..

    Saat ini saya berumur 31 thn. masih karyawan.. Selama kurang lebih 10 thn.. Dan ingin merintis usaha.

    Saya ingin membuat karpet khusus untuk mobil.. Terutama mobil mewah. Karena kebanyakan dari karpet mobil masih impor katanya.

    Kalo boleh Minta ijin pak.. Bolehkah saya jadi karyawan pak heru purnomo di pabrik karpet yang bapak miliki.. Saya ingin tau dan bisa membuat karpet.. Dan yang paling penting SAYA BERSEDIA TIDAK DI GAJI SELAMA SAYA KERJA DI PABRIK..

    Semoga pak purnomo mengijinkan pak.. Terimakasih banyak sebelumnya..

    Isworo joko

    BalasHapus
  2. Assalamuangalaikun. Pak heru purnomo

    Melihat kesuksesan bapak saya jadi semangat nih buat meraih cita2 yang belum sampai pak..

    Saat ini saya berumur 31 thn. masih karyawan.. Selama kurang lebih 10 thn.. Dan ingin merintis usaha.

    Saya ingin membuat karpet khusus untuk mobil.. Terutama mobil mewah. Karena kebanyakan dari karpet mobil masih impor katanya.

    Kalo boleh Minta ijin pak.. Bolehkah saya jadi karyawan pak heru purnomo di pabrik karpet yang bapak miliki.. Saya ingin tau dan bisa membuat karpet.. Dan yang paling penting SAYA BERSEDIA TIDAK DI GAJI SELAMA SAYA KERJA DI PABRIK..

    Semoga pak purnomo mengijinkan pak.. Terimakasih banyak sebelumnya..

    Isworo joko

    BalasHapus

Komentar ANDA :